Atbi’ssayyiatal Hasanah..

Ya Allah..inikah caranya? Bismillah…dicoba.

—————
:: Versi Lain dalam Mendidik Anak ::

Seorang ayah atau ibu ketika menghadapi kelakuan yang tidak menyenangkan dari anaknya ia bersedekah, atau memberi makan fakir miskin. Lalu ia membaca:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
[QS. At Taubah: 103]

Ya Allah, ini untuk mentarbiyah akhlak anakku, sesungguhnya kerusakan akhlaknya lebih menyakitkan bagiku dari pada kerusakan fisiknya.

Ibu yang lain tidak memiliki harta yang akan disedekahkan, hidupnya pas-pasan. Ketika ia lelah melihat perangai anak atau suaminya ia berdiri melakukan shalat dengan membaca surat Al-Baqarah keseluruhan. Kemudian ia berdo’a: “Ya Allah, inilah sedekahku, maka terimalah, dan perbaikilah untukku anak-anakku dan suamiku.”

Barangkali kita perlu cara lain untuk mendidik anak dan mengatasi masalah keluarga. Tidak cukup hanya dengan penerapan teori-teori mutakhir hasil penelitian para pakar. Meminta kepada Allah supaya mereka dibimbing langsung oleh Allah tidaklah kalah pentingnya.

Fudhail bin ‘Iyadh ketika sudah kelelahan mendidik anaknya, namun belum juga menampakkan hasil terhadap sikap anaknya, ia menadahkan tangan kelangit berdo’a, sembari terus memperbanyak ibadah. Dia berkata: “Ya Allah, aku sudah putus asa mendidik anakku Ali. Ya Allah, didiklah ia untuk diriku.”

Allah Maha Kaya dan Maha Kuasa membolak-balikkan hati manusia. Setelah berdo’a dan memasrahkan kepada Allah, kelakuan anaknya berubah dengan drastis. Dia mengikuti jejak ayahnya, menjadi orang yang paling shaleh di zamannya.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
[QS. An-Nisa’: 9]

~Ust. Zulfi Akmal, Lc, MA

Leave a comment