Melengkapi Kami

Apa yang lebih lengkap bagi sepasang suami dan istri? Jawabannya adalah kehadiran anak dalam keluarga.

Syukur kami… Alhamdulillah…

Putri kami, Aqila, hadir di dalam rahim setelah setahun kami menunggu. Sebuah penantian rata-rata bila dibandingkan ibu saya yang rahimnya sudah ditempati saya sekitar 3 bulan setelah menikah dan dibandingkan mamah yang rahimnya ditempati kang Hagan setelah 3 tahun menunggu. Semua berbuah manis. Kesabaran itu insyaaaLlah baik.

Tidak sedikit teman kami yang sampai dengan usia pernikahan 5 tahun bahkan 11 tahun belum diberi amanah anak. Semoga Allah membalas kesabarannya dengan balasan yang paling baik.

Yang kemudian kami pahami dengan diberi kelengkapan ini adalah bahwa Allah telah menganggap kami siap untuk diberi amanah dan bahwa amanah ini adalah pertanggungjawaban langsung dari kami sebagai suami-istri, yang kemudian berubah status menjadi ayah-bunda, kepada Allah.

Inilah yang menjadi pikiran saya setiap harinya… Mampukah saya… Bisakah saya… menjadikan anak-anak kami (untuk sekarang ini, Aqila) menjadi anak yang shalih/ah, anak yang bersyukur kepada Allah, anak yang bangga menjadi seorang muslim/ah, anak yang gemar beribadah, anak yang berbakti pada orangtua, anak yang berkontribusi positif bagi Islam, bangsa dan negaranya…

Kami tidak ingin mensia-siakan amanah ini… Pun kami merasa masih harus belajar banyak dalam hal ini.

Lalu ada kekhawatiran dalam diri ini apakah ekspektasi kami berlebihan? Kami mengharapkan Aqila menyerap beragam bahasa, kami mengharapkan Aqila mampu menjadi hafidzhah, kami mengharapkan Aqila menjadi anak sholihah yang ramah dan bergaul dengan berbagai orang. Semoga tidak berlebihan…

Semoga kami bisa menjadi orangtua yang amanah. Yang dapat menemani Aqila (dan anak kami lainnya) dan memberikan kegembiraan untuknya.

Yaa Rabb… beri kami kemampuan…

Islamabad, 25 Desember 2013

Sector I-10/2

Image

Leave a comment